Minggu, 16 November 2014

Dear to

Rasa sakitnya terlanjur berbahaya
Malam ini cambukan sebelah tangan begitu berarti
Menyayat
Menggembungkan kantong mata yang semakin sendu
Cinta memang tak dapat memaksa
Tapi
Bagaimana dengan sebelah hati ini
Sakitnya mengoyak
Ratusan malam aku lewati dengan tetesan air mata ini
Tak berarti memang
Setiap malam aku bertanya
Apa Tuhan sudah membukakan hatimu untukku?
Akankah Tuhan berbaik hati membukakan hatimu untukku?
Jawabannya tidak
Sudah ribuan malam aku menanti
Dan jawabannya masih tidak
Menangis sudah menjadi obat untuk membasuh luka hati sendiri
Percuma kamu memang tak akan pernah datang
Memohon sudah menjadi kebohongan untuk menghibur doa sendiri
Kau tak akan bisa mendengar segalanya bukan?
Serpihan rindu sebelah tangan berserakan tanpa pegangan
Lelah tapi tak bisa berhenti
Ini hanya akan menjadi hal yang tidak berlaku
Menunggu untuk siapa?
Jika di seberang sana saja sudah kamu pilih sandaran terbaik
Lukaku
Lukaku
Lukaku
Kutunggu mengering
Akan ada ribuan hari lagi air mata menetes sia - sia
Melupakan
Lupa
Bagian yang mana?
Hanya kenangan pahit
Tertelan lalu teracuni
Kembali
Kenangan
Sayatan
Tentang cinta bertepuk sebelah tangan

Sabtu, 06 September 2014

Aku Tuliskan Saja III

Matahari bersinar lembut pagi ini
Tapi mungkin hati ini sudah mati
Hanya raganya saja yang masih kaku
Mungkin tangan - tangan ini, bibir ini, kaki ini, sudah lelah
Aku ingin berlari tapi tak bisa
Aku ingin terbang tapi sayapku patah
Matahari memang berpendar sempurna
Tapi hangatnya tak pernah kurasakan
Mungkin hati ini sudah terlalu dingin dan gelap
Aku ingin teriak tapi tak bisa
Aku ingin menari terus menari tapi mereka terus saja tertawa
Getir. .
Getir. .
Getir. .

Jumat, 29 Agustus 2014

Mimpikan Mulan

Heri. . .

Aku berjalan gontai menuju ruang kerja ayahku. Gadis itu terus berada di pikiranku, kini dia sedang tertidur lelap di ruangan penuh alat yang dipakai di sebagian tubuhnya. Bangunlah Mulan, kamu tak bisa terus koma seperti itu. Tubuhku lemas luar biasa, seolah - olah selang - selang infus itu juga menyakitiku. Bagaimana bisa gadis itu bersikap bodoh meminum obat tidur melebihi dosis yang dianjurkan. Tak tahu kah dia betapa sakitnya aku setiap kali melihatnya bersedih. Aku sangat mengerti mengapa dia selalu merasa tersakiti oleh kehidupannya. Tapi mengapa? Bahkan setiap kali aku ingin dia tahu apa yang aku rasa, matanya mengisyaratkan satu hal yang memang tak seharusnya aku ungkapkan.

Tuhan tak tidur Heri. .kamu hanya perlu bersabar untuk tahu jawaban yang tepat.

Kata - kata Suster Teressa mengiang di kepalaku dengan jelas. Aku teringat ketika harus meneteskan air mata di depan altar ketika berdoa untuk gadis bodoh itu. Air mata itu membalikan semua penyangkalan bahwa aku tidak mencintainya adalah salah besar. Air mata hari itu membuatku mengerti, penderitaan Mulan lebih dari perasaan tersiksaku menerima sebuah keadaan yang memang tak akan bisa terungkapkan.
Aku berhenti sejenak di depan pintu ruang ayahku bekerja. Ada seseorang di sana, dari sekat kaca kecil aku tahu bahwa ada tante Citra di dalam. Matanya sembab tak bercahaya, aku tahu kegundahan yang beliau rasakan sama beratnya dengan yang aku rasa. Aku tahu beliau menangis, tapi aku tak tahu persis apa yang mereka bicarakan yang jelas aku sangat yakin semuanya tentang gadis bodoh itu.

"Berdoalah Citra. . .kita masih bisa berharap, keajaiban itu sungguh nyata jika kita yakin." Kata ayah tenang, pembicaraan mereka kembali memeras kesedihan dalam hati ini. Hatiku terasa tersayat jika harus menemukan keadaan bahwa gadis itu benar - benar lemah, tanpa kepastian kapan akan terbangun dari tidur panjangnya. Dua minggu lebih dia koma, selama itu pula kami harus bergantung pada harapan yang entah akan seperti apa akhirnya. Entah berapa tetesan air mata yang harus dihabiskan tante Citra selama itu.

"Permisi. ." Kataku memotong pembicaraan mereka. Tiba - tiba hening, tak ada pembicaraan lagi tentang Mulan. Mungkin karena kedatanganku yang memang membuat mereka berhenti. "Apa aku mengganggu?" Tanyaku datar.

Mereka saling berpandangan lagi. Tapi tiba - tiba tante Citra beranjak dari tempatnya. "Aku akan kembali menemani Mulan." Katanya sendu. Tak ada lagi kecerahan yang muncul dari ibu tiri yang lembut itu. Matanya sembab, tubuhnya seolah rapuh oleh penderitaan. Aku tahu benar apa yang dia rasakan, pastilah begitu berat, aku tak bisa bayangkan apakah akan ada lagi orang - orang tulus seperti beliau. Aku masih ingat benar apa kata - kata Mulan saat itu, Mulan sebernya ingin lepas dari wanita ini. Bukan apa - apa, Mulan hanya tak ingin ibu tirinya yang baik hati ini harus bersedih karenanya. Beliau bukan siapa - siapa, sungguh. Hanya seorang ibu tiri, tapi kasihnya pada Mulan luar biasa adanya. Beliau hanya tersenyum pahit ketika menghampiriku. Sebenarnya aku ingin sangat kuat untuk tersenyum. Tapi tak bisa, aku masih kaku berdiri dengan kesedihan yang aku rasakan saat ini sampai dia hilang di balik pintu.

"Duduklah, sampai kapan kamu akan termangu seperti itu?" Teguran ayah membuyarkan semua. Aku segera duduk di hadapan ayahku, sebenarnya aku tidak ingin berada disini. Aku yakin ayah akan membuatku bingung dengan kata - katanya yang tak ingin aku dengar. "Ayah sudah mendapatkan informasi tentang beasiswa yang kamu ajukan ke beberapa universitas di Eropa dan Asia Timur. Ini dari Hale University Jerman dan Ini dari Stanford Amerika." Katanya tenang, sambil mengambil dua amplop coklat berukuran sedang dari laci mejanya.
Aku hanya diam, pikiranku berputar. Aku tak menghawatirkan apa - apa tentang kelulusan pengajuan beasiswa itu, karena aku tahu pengajuanku akan berjalan mulus. Jerman, Amerika, apa dengan ini aku bisa mulai melupakan semua hal tentang gadis bodoh itu. Seandainya kamu bangun Mulan, aku akan menyuruhmu untuk memilihnya. Batinku kembali kacau, aku benar - benar ingin dia bangun dari koma, walau aku tahu tak akan jadi lebih baik setelah itu. "Aku belum putuskan" Kataku datar. Sungguh sebenarnya aku sangat ingin lepas dari kelelahan tak nyata ini. Aku rapuh, tak ada alasan untuk bisa bersemangat sedikit saja. Aku ingin di sampingnya Tuhan. Tundalah takdirku jika bisa, agar aku tak harus memilih kemana aku harus pergi untuk melupakan gadis bodoh itu.

"Waktu kamu kurang dari tiga bulan, jika kamu tak memutuskan dari batas itu perjuanganmu selama ini akan sia - sia." Lagi - lagi suara ayah terdengar menyakitkan buatku. Haruskah aku pergi saat dia seperti ini, ini konyol luar biasa. Aku tak memikirkan mimpiku lagi saat ini. Yang aku inginkan hanyalah melihat Mulan terbangun sebelum aku menyelesaikan tanggung jawabku pada keluarga. Khususnya ayah.

"Aku izin pulang, aku akan putuskan tapi tidak sekarang." Kataku datar. Aku mengambil dua amplop itu di atas meja, lalu bergegas dari ruangan ayah berada.

Aku kembali ke ICU sebelum pulang. Sama seperti tadi, tak ada siapapun di sana. Pikiranku melayang ketika melihatnya di balik kaca ini, seandainya saja banyak orang yang mengerti gadis bodoh ini. Mungkin saat ini dia tak akan sendirian di sini, setidaknya akan ada banyak orang yang akan mendampinginya yang bisa membuatnya bersemangat untuk bangun lebih cepat. Tuhan, jangan tahan dia di antara hidup dan mati-Mu. Kumohon. Dadaku sesak luar biasa. Ingin rasanya menahan air mata ini, tapi menetes begitu saja. Aku yakin jika ada yang melihatku saat ini, pastilah menyangka aku ini pria pecundang. Hatiku sakit bukan main, rasanya Tuhan telah menghukumku dengan semua takdir yang telah Dia buat. Dengan seluruh kekuasaan-Nya.

Tak lama berselang, tante Citra muncul di seberang ruangan membawa sebuah kantong yang terbuat dari kertas. Aku tak tahu jelas apa isinya, dan memang sepertinya beliau tak menyadari aku di sini mengamati mereka. Seperti biasa, wajahnya sembab tak bercahaya. Beliau lebih rapuh dari aku, beliau mengambil sebuah kursi dekat dinding lalu duduk di samping Mulan yang masih belum sadarkan diri. Beliau kembali menangis, beliau mengusap lembut anak tirinya sesekali. Kadang menyeka air matanya sendiri, aku tahu seberapa rapuhnya beliau. Sungguh, walaupun Mulan bukan darah dagingnya sendiri beliau benar - benar menyayangi Mulan sepenuh hati. Aku dengar beliau memang wanita yang sangat baik, tak pernah sedikitpun dia mengeluh harus mendapingi kebodohan Mulan walau aku tahu makin hari beliau makin rapuh dan sedih seiring kondisi Mulan yang semakin drop setiap hari. Ku dengar sudah sejak lama beliau tak temui orang tuanya. Menjalani hidupnya sendirian dan tanpa restu orang tua beliau semenjak menikah dengan Ayah Mulan karena perbedaan kepercayaan. Ya, persis seperti aku dan Mulan. Hidup memang pilihan bukan, kita bisa memilih kebahagian dan menciptakannya sendiri.
Bangun Mulan, tak maukah kamu pertemukan ibumu dengan orang tuanya? Bukankah kamu pernah berencana untuk pertemukan mereka lagi? Bukankah kamu bilang akan belajar tegar jika orang - orang yang kamu cintai bahagia. Tuhan, kupasrahkan Mulanku. Jagalah dia untukku seperti yang telah Engkau lakukan selama ini. Sungguh, tak tahu lagi rasannya bagaimana obati kesedihan ini bila harus melihatnya terbaring koma lebih lama lagi.
Kulangkahkan kakiku pulang semampuku, tiap langkah terasa semakin berat. Maafkan aku Mulan, aku hanya pria pecundang. Menjagamu pada saat ini saja tak bisa. Maaf aku menutupi kenyataan. Bayangan gadis bodoh itu tiba - tiba datang silih berganti. Mengujam keras batin yang tak lagi mampu menutupi getirnya kenyataan yang ada. Tangisannya, senyumnya seolah - olah mencampur aduk jadi satu. Dalam dan dalam menghancurkan sisa - sisa ketegaran yang ada.

Bersambung yaa. .
Kapan - kapan nulis again di plot yang berbeda. Yaa namanya juga ide kalo ada ya ditulis, kalo engga ya nganggur aja gitu :D
Sukur - sukur kalo ada yang penasaran.

Kritik dan sarannya lampirkan sajah di mellahermanto@gmail.com

Makasih :)

Sabtu, 23 Agustus 2014

Late Post

Aku tak akan pernah tahu akan jadi seperti apa
Setiap putaran waktu berbeda tiap detiknya
Tak selamanya apa yang menyenangkan, yang indah, yang terasa manis ada di sampingku
Setiap putaran bumi berbeda tiap lintangnya
Tak selamanya yang tidak menyenangkan, yang pahit, yang terasa hampa ada di sekitarku
Beruntunglah jika aku segera menemukanmu
Hanya satu yang pasti, yang manis, yang pahit harus kita lalui bersama
Aku tak mau berlebihan
Setidaknya kita harus berjanji
Jika salah satu ada yang lelah tetaplah di sana
Setidaknya kamu bisa bawa aku terbang dengan sayapmu
Jika salah satu ada yang rapuh tetaplah berdiri di sana
Setidaknya aku bisa menjagamu dengan sepasang tangan ini
Entah berapa lama
Aku pun tidak tahu
Jika kita sudah saling menemukan tetaplah saling percaya
Setidaknya kita bisa saling setia
Jika memang tidak berjalan sebagaimana mestinya
Setidaknya kita bisa saling mengingatkan untuk memperbaiki kesalahan satu sama lain
Manusia itu memang tak pernah ada yang sempurna
Tapi apa kamu tahu kesempurnaanku adalah kamu
Tetap apa adanya
Tetap seperti apa yang dahulu
Setidaknya kita memang telah mencoba jujur pada hati kecil ini

Sabtu, 16 Agustus 2014

Aku Tuliskan Saja II

Apa yang membuatmu bersedih sayangku?

Bukankah cahaya begitu terang untukmu?

Kamu tak bisa menghakimi seseorang karena dia telah menyakitimu

Bukankah dia pun memiliki alasan?

Mengapa kamu terus - menerus berpikir seperti kebanyakan orang

Tak perlulah jadi seorang pendendam

Hatimu begitu luas sayangku
Tak semua orang bisa berlapang dada sepertimu

Kenapa kamu masih bersikap seperti kebanyakan orang

Menilai sesuatu hanya dari apa yang mereka lihat serta apa yang mereka dengar yang belum tentu letak benarnya

Tak perlulah meneteskan air mata begitu lebat

Ikhlasmu lebih terlihat nyata sayangku

Mungkin mereka lupa bahwa kamu pun hanya manusia biasa dengan salah yang tak sedikit

Ya, memahami itu berat dan sulit

Kadang kamu bisa terlihat sangat lemah seperti saat ini

Cobalah mengambil sudut pandang yang berbeda

Dengan ketulusan yang belum tentu semua punya

Dengan senyuman yang belum tentu semua tahu

Belajarlah memperbaiki segala hal tanpa harus menyalahkan orang lain

Berjalanlah melihat segala hal yang akan membuatmu lebih kuat

*Nasehat Untuk Diri Sendiri

Jumat, 15 Agustus 2014

Aku Tuliskan Saja I

Bukankah dunia itu membingungkan
Kadang aku ingin keluar saja dari sana
Berlari pergi meninggalkan semua haluan yang ada
Jenuh?
Tentu saja
Setiap hari dunia menuntutmu bukan?
Setiap hari berjalan tanpa persetujuan kemana arah yang dituju
Bosan?
Tentu saja
Setiap hari dunia menghakimimu bukan?
Setiap hari berputar tanpa bertanya apa yang sebenarnya diinginkan
Dalam segi apa harus dimengerti?
Kadang harus benar - benar berlari
Kadang harus diam di tempat
Kadang harus menangis
Kadang harus pura - pura
Lelah bukan?
Dalam segi apa kebahagian dinilai sempurna?
Kadang bahagia
Kadang bernyanyi
Kadang tak memahami diri sendiri
Fana?
Mungkin saja

Senin, 04 Agustus 2014

Ini Aku Yang Mencarimu

Aku tahu suatu hari kamu akan datang kesini, mencari tahu apa isi hatiku yang memang benar - benar kamu cintai. Tentu saja, jika kamu tak mencintai aku tak mungkin kamu datang sejauh ini.
Kesini, membaca kata demi kata dan tersenyum memahami semua.

Aku tahu seberapa besar ketulusanmu. Tetaplah seperti itu dan jangan pernah kamu ubah sedikitpun hingga suatu hari Tuhan mempertemukan kita berdua.

Tetaplah kuat dalam perjalanan hidupmu. Jadikan dirimu tangguh setangguh - tangguhnya pria agar suatu hari kamu bisa menjaga aku dengan sepenuh hatimu.

Jangan pernah tunjukan tetesan air matamu pada siapapun. Karena suatu hari aku yang akan menenangkanmu ketika kamu bersedih.

Aku sedang menunggumu datang dengan sepenuh hati. Aku ingin memelukmu erat hingga kamu angkat kegelisahan hati tanpa tersisa.

Segeralah datang, apakah kamu tahu betapa aku merindukanmu disini, aku ini milikmu bagaimana bisa kamu membiarkan aku menantang hidup sendirian tanpa kamu yang akan selalu ada.

Terimakasih atas tulusmu selama ini, kamu itu jagoan untukku.
Terimakasih telah setia, untuk hanya mencintaiku seumur hidupmu.
Terimakasih telah menjadi tangguh, anak - anak kita akan bangga memiliki Ayah sepertimu.
Terimakasih sayangku.

A Thousand Miles

Making my way down town
Melangkah ke pusat kota

Walking fast
Berjalan cepat

Faces pass
Wajah-wajah lalu lalang

And I'm home bound
Dan aku menuju rumah

II
Staring blankly ahead
Menatap kosong ke depan

Just making my way
Terus melangkah

Making a way
Melangkah

Through the crowd
Lewati keramaian

CHORUS
And I need you
Dan aku membutuhkanmu

And I miss you
Dan aku merindukanmu

And now I wonder
Dan kini aku bertanya-tanya

If I could fall
Andai aku bisa jatuh

Into the sky
Ke langit

Do you think time
Apakah kau pikir waktu

Would pass me by
Akan abaikanku

'Cause you know I'd walk a thousand miles
Karena kau tahu aku kan berjalan ribuan mil

If I could just see you, tonight
Andai aku bisa bertemu denganmu, malam ini

It's always times like these
Selalu pada saat-saat seperti ini

When I think of you
Aku memikirkanmu

And I wonder If you ever think of me
Dan aku bertanya-tanya apakah kau pernah pikirkanku

'Cause everything's so wrong
Karena segalanya begitu salah

And I don't belong
Dan bukan tempatku

Living in
Hidup di dalam

Your precious memory
Kenanganmu yang berharga

CHORUS

And I, I don't want to let you know I,
Dan aku tak ingin kau tahu

I drown in your memory I,
Aku tenggelam dalam kenanganmu

I don't want to let this go
Aku tak ingin biarkan ini hilang

I,I don't
Aku tak ingin

Back to I, II

And I still need you
Dan aku masih membutuhkanmu

And I still miss you
Dan aku masih merindukanmu

And now I wonder
Dan kini aku bertanya-tanya

If I could fall into the sky
Andai aku bisa jatuh ke langit

Do you think time, would pass us by
Apakah kau pikir waktu, akan abaikan kita

'Cause you know I'd walk a thousand miles

Karena kau tahu aku kan berjalan ribuan mil

If I could just see you, now
Andai aku bisa bertemu denganmu, saat ini

If I could fall into the sky
Andai aku bisa jatuh ke langit

Do you think time, would pass us by
Apakah kau pikir waktu, akan abaikan kita

'Cause you know I'd walk a thousand miles
Karena kau tahu aku kan berjalan ribuan mil

If I could just see you
Andai aku bisa bertemu denganmu

If I could just hold you, tonight
Andai aku bisa mendekapmu, malam ini
 

Sabtu, 02 Agustus 2014

Bondan feat. F2B - Tak Sempurna


Ku kagumi kelemahanmu

Ku cintai semua kekuranganmu

Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna

Saat senja datang gantikan siang

Mereka bilang kau malam tanpa bulan

Beda, tak sama, kau yang tak sempurna

Bagiku kau segalanya, murni estetika

Apa yang kau tanam itu yang kau petik

Apa yang kau jalani selalu beri yang terbaik

Impian tentang kau yang tak berbatas

Jauh dari sempurna tapi membekas

Silahkan jadi hakim tuk semua perkara

Keterbatasan ini tulus jalankan cinta

Terhina dalam hati, tersudut karena beda

Kau sosok tak sempurna tapi bermakna

Ku kagumi kelemahanmu

Ku cintai semua kekuranganmu

Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna

Serupa bunga tanpa mahkota

Seperti air mineral tanpa O2

Ku telah jauh kembali susunan alam

Menggali artifakmu lebih mendalam

Karena satu untuk alasan walau itu buruk

Ku cinta semua walaupun kau tak berbentuk

Aku seperti plato dalam pemahaman

Dunia indrawi bukan bentuk keindahan

Mungkin kau mengerti, mungkin kau tidak

Masa lalumu seperti gading yang bisa retak

Mungkin kau sadari, mungkin kau tidak

Tapi ku yakin kau tetap yang sempurna

Meski lemah kau tetap hal yang terindah

Kau yang terindah

Meski rapuh kau tetap hal yang terindah

Kau yang tak sempurna

Ku kagumi kelemahanmu

Ku cintai semua kekuranganmu

Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna

Jumat, 25 Juli 2014

Sepotong Bakti Ayessa

Part : Rumah Sakit

Aku harus menunggu sangat lama untuk bisa seperti ini. Dimana ketulusan seorang ibu aku dapatkan secara sempurna, aku tidak pernah menyesal harus memberikan hidupku untuknya. Karena aku tahu, hari ini atau nanti hatiku akan luluh dari tembok - tembok besar keangkuhan yang disebut dendam. Aku bersyukur bisa menemukannya, bisa bertemu dengannya. Ini hanya pengorbanan kecil disebagian hidupku, tak pernah sebanding dengan apa yang dia korbankan di hidupnya untuk memperjuangkan kelahiran bayi mungil yang memang ditakdirkan cacat dari awal. Dia memperjuangkan aku sebelum aku ada, kenapa tidak untuk berikan hidupku untuk kebahagian perempuan yang baru saja ku sebut ibu setelah 20 tahun ini. Tuhan, terimakasih telah menunjukan jalan sebelum semua terlambat. Ini hanya sepotong bakti yang bisa aku berikan kepada ibu. Berikanlah penjagaan sempurna terhadapnya ketika aku harus pergi ke tempat-Mu dunia dan akhirat kelak. Pertemukan kami kembali di tempat yang paling damai di sisi-Mu suatu hari nanti.

Ayessa

Kamis, 24 Juli 2014

Sepotong Bakti Ayessa

"Anda bertanya kenapa sikap saya seperti ini? Apa anda pernah menyadari ini 20 tahun yang lalu? Ketika anda meninggalkan saya di rumah keluarga Ahmad, saya kira anda akan kembali setelah 10 tahun, 15 tahun, tapi tidak. Anda meninggalkan saya dengan kecacatan lebih dari 15 tahun, anda tak ada di sana ketika kebanyakan orang memandang ragu dengan keadaan saya. Anda tak ada di sana bahkan untuk sekedar menguatkan sebagai seorang ibu. Apa saya harus pura - pura lupa dengan itu lalu memperlakukan anda dengan baik layaknya seorang ibu.!!!! Astagfirulooh.!!"

Ayessa-


Sabtu, 29 Maret 2014

Aku Tuliskan Saja

Lihat cara dia mencintai kamu, mungkin tak sempurna dimatamu

Lihat cara dia keras mempertahankan kamu, mungkin tak berarti dimatamu

Lihat cara dia menjagamu, mungkin takkan pernah kamu tahu

Mungkin dia tak selalu di sisimu tapi lihat betapa dia bertahan mencintaimu setiap waktu

Dengan kepakan sayap yang tak sempurna

Dia bukan seorang bidadari yang dinanti setiap adam

Tapi lihat cara dia mencintaimu

Dia bukan seorang ratu yang dipuja setiap raja

Tapi lihat cara dia mencintaimu

Dengan ketidaksempurnaan dia bertahan sekuat hatinya

Lihat cara dia mencintaimu